Notes 2009, MA Koreksi Sisdiknas!


Informasi terbaru terkini dari negeri tercinta tentang Notes 2009, MA Koreksi Sisdiknas!, gimana tanggapan anda?
"AMAR Mahkamah Agung (MA) dalam putusan kasasi untuk merevisi Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) layak masuk Notes 2009!" ujar Umar. "Koreksi itu diperintahkan secara umum, sebagai wadah bagi isi putusan khusus berupa prakondisi--syarat-syarat dasar--untuk pelaksanaan ujian nasional (UN), yakni pemerataan peningkatan fasilitas pendidikan dan mutu guru di seluruh Tanah Air! Dengan bahasa amar sedemikian berarti, sebelum syarat-syarat dasar itu dipenuhi tidak boleh melaksanakan UN--apalagi dijadikan dasar kelulusan murid!"

"Perintah MA yang bersifat umum untuk merevisi UU Sisdiknas itu kewajiban yang mengikat bagi para pembuat UU, Presiden dan DPR!" sambut Amir. "Jadi terlalu gegabah jika seorang menteri menyalahtafsirkan secara sepihak semata untuk mengencundangi putusan MA tersebut! Akibat laku lajak menteri itu, bukan saja materiel hukum putusan MA yang dilanggar--dengan tetap akan menyelenggarakan UN tanpa memenuhi syarat-syarat dasar patokan MA--malahan menyalahi sistem ketatanegaraan!"


"Begitulah, kesalahan selalu menjadi kaprah pada tindakan yang berkuasa di negeri ini!" tegas Umar. "Laku lajak penyelenggaraan UN dikoreksi MA, malah dijawab dengan laku lajak yang lebih fatal, menyalahi sistem ketatanegaraan! Jauh lebih fatal lagi, pelanggaran prinsip dasar itu dilakukan oleh aktor utama, contoh perilaku dunia pendidikan!"

"Kesalahan terpenting dalam UU Sisdiknas yang harus direvisi, tidak diakomodasinya semangat reformasi, yakni desentralisasi--dengan realitas Sisdiknas yang sangat sentralistik!" timpal Amir. "Padahal sejak awal disepakati, hanya empat hal yang tidak didesentralisasi, yakni sistem moneter terutama pencetakan uang (pada fiskal justru ditekankan perimbangan keuangan pusat-daerah), hubungan diplomatik (meski pemda dan warga tak dibatasi hubungan ke luar negeri), hukum dan peradilan, serta keagamaan--meski ada daerah memakai sistem syariah! Jadi, masih ada penyesuaian! Cuma sistem pendidikan yang seharusnya desentralisasi malah dijalankan dengan amat sentralistik!"

"Konsekuensinya, jutaan impian yang menuntut jutaan ragam kemampuan untuk meraihnya, kandas oleh hanya di bawah 10 jenis kemampuan yang ditanamkan seragam pada seluruh anak bangsa melalui Sisdiknas yang amat sentralistik, khususnya dengan UN yang hanya mengasah kemampuan pada beberapa mata pelajaran saja!" tegas Umar.

"Tampak, desentralisasi pendidikan bahkan sampai ke spesialisasi yang tajam pada sekolah--sesuai situasi-kondisi lingkungannya--menjadi kebutuhan mutlak! Sejarah menuntun, bangsa ini bertahan dengan lokal genius yang sangat unik di semua daerah! Pendidikan yang sentralistik menumpas tuntas segala bentuk dan jenis potensi keunggulan lokal tersebut!"
Tolong tinggalkan komentar untuk membuat blog ini lebih bagus.

Notes 2009, Publik Mendikte Elite!


Informasi terbaru terkini dari negeri tercinta tentang Notes 2009, Publik Mendikte Elite!, gimana tanggapan anda?
"SO, what wrong ketika watak jabatan jadi lebih dominan mengaktual ketimbang integritas atau kepribadian asali sang tokoh?" tukas Umar.

"Saat tokoh idealis-kritis mendapat jabatan kekuasaan, wataknya bisa berubah jadi buto terong?"

"Dalam 2009, ada gejala memuncak di balik what wrong itu! Publik, rakyat kebanyakan atau jelata, terkulminasi didih batas kesabarannya, tecermin pada respons mereka lewat Facebook dan koin untuk Prita terkait penderitaan yang kelewat batas para korban penyimpangan watak elite!" sambut Amir.


"Bahkan keadaan jadi berbalik seperti film Robert Redford, Lions for Lambs--saat singa-singa dipermainkan domba! Publik--rakyat kecil dan lemah, sang domba--mendikte elite--singa! Kesan itu menonjol dalam gumpalan-gumpalan kumulonimbus informasi pers, yang secara komprehensif (media cetak dan elektronik) menggalang banjir bandang opini publik menggelontor tumpukan kotoran yang menyesakkan kehidupan bangsa!"

"Tapi apa inti penyebab perubahan watak itu?" potong Umar.

"Kekuasaan sebagai dunia elite itu seperti ruang besar berpengatur udara tersendiri, siapa saja masuk ruangan itu dan menghirup udaranya, tanpa sadar ia berwatak dan berperilaku seperti orang-orang dalam ruangan tersebut!" jelas Amir.

"Ruang besar itu sendiri bernama kultur, dalam hal ini kultur kekuasaan dengan ciri-ciri amat khas sesuai historisnya! Lazimnya kultur, menggerakkan dari bawah sadar! Itu disadari kaum revolusioner, yang lewat revolusi berusaha mengubah kultur kekuasaan itu, tapi secara prinsip tak pernah berhasil--sebab, saat masuk ruangan itu, watak mereka juga berubah menjadi seperti orang borjuis yang mereka singkirkan melalui revolusi!"

"Lantas, bagaimana geliat publik lewat gebrakan opininya melalui beragam media, yang dalam 2009 bisa menjadi banjir bandang melabrak penyimpangan watak elite?" tanya Umar.

"Itu kekhasan 2009, yang mungkin akan menjadi bahan studi menarik di masa depan!" jawab Amir. "Karena, seperti lazimnya banjir bandang, terjadi sekali-sekali dengan adanya proses sebab-akibat yang menjadi pemicunya! Seusai banjir bandang, biasanya orang berbenah terhadap sebab-akibat dimaksud! Di lain pihak, pers tak mudah untuk membentuk kembali gumpalan kumulonimbus opini publik guna membuat hujan besar yang bisa menjadi banjir bandang!"

"Maksudmu, banjir bandang itu hanya mengubah sedikit dan sejenak watak elite dari kultur bawah sadar kekuasaan?" kejar Umar.

"Bisa disimak saksama, perubahan sedikit dan sejenak itu pun tidaklah tulus--telunjuk lurus kelingking berkait!" tegas Amir. "Lebih tepat lagi, hal itu terjadi semata karena retorika jebol oleh banjir bandang opini publik! Menambal retorika jelas lebih mudah daripada membuat banjir bandang!" n
Tolong tinggalkan komentar untuk membuat blog ini lebih bagus.

Notes 2009, Sirkulasi Elite Politik!


Informasi terbaru terkini dari negeri tercinta tentang Notes 2009, Sirkulasi Elite Politik!, gimana tanggapan anda?
"2009 tahun yang riuh dengan pertarungan elite di gelanggang politik!" ujar Umar.

"Dibuka dengan unjuk kekuatan pemilu legislatif, lanjut ke pemilu presiden, berujung hak angket DPR atas skandal Bank Century yang berlanjut ke 2010!"

"Pemilu legislatif melanjutkan proses perputaran roda sejarah dengan sirkulasi elite politik di semua tingkatan, lokal, provinsi dan nasional, kali ini giliran Partai Demokrat naik ke atas! Demokrat menggantikan posisi Partai Golkar--pemenang Pemilu 2004, yang sebelumnya menggantikan posisi PDIP, pemenang Pemilu 1999!" sambut Amir.

"Perputaran elite antarpartai menguasai mayoritas wakil rakyat itu cermin relatif tingginya dinamika politik nasional dekade pertama Abad 21! Namun, dinamika tinggi itu hanya terjadi pada rakyat pemilih! Sedang elitenya, setiap baru saja berkuasa ujug-ujug jadi status quo--jalan di tempat, sehingga setiap kali segera ditinggalkan oleh rakyat! Meski dengan pengalaman sebagai pelajaran segamblang itu, Partai Demokrat yang baru berkuasa juga tampak siap ikut mengulang sejarah--keburu berlagak status quo! Gaya politik di parlemen yang defensif dari opini publik dalam berbagai kasus mutakhir, mengawali gejalanya!"


"Ketimpangan dinamika elite dari rakyatnya itu bukan semata terjadi di politik!" tukas Umar. "Di bidang hukum dan teknologi informasi (TI), tanpa kecuali! Kasus Prita Mulyasari dan penetapan tersangka korupsi pimpinan KPK (Bibit-Chandra), jadi isyarat elite hukum tertinggal dari rakyat, baik dalam hukum itu sendiri maupun dalam TI. Ketinggalan elite hukum dari rakyat terutama dalam memaknai keadilan bukan kepalang, hingga mengundang people power lewat IT (facebook)--lebih setengah juta akun dan nyaris Rp1 miliar koin recehan dalam kasus Prita, dan 1,2 juta akun lebih dalam kasus Bibit-Chandra, hingga mengundang Presiden menggunakan hak prerogatifnya membentuk tim verifikasi independen dan usaha penyelesaian di luar pengadilan! Semua itu tercetak tebal di notes 2009, sebagai mile stone kemajuan opini publik!"

"Orientasi status quo pada setiap elite yang sedang berkuasa (baik politik maupun hukum), membuat sirkulasi elite hanya terjadi secara fisis! Sedang dalam idea atau sikap-lakunya, jebul kurang lebih sama--semata demi kepentingan kekuasaan dan hak-hak istimewanya!" timpal Amir. "Akibatnya rakyat selalu terkecoh! Memilih wayang janoko, saat naik panggung jogetannya kok cakil, atau malah buto terong! Di panggung yang tampil bukan watak asli tokohnya yang khas, tapi watak jabatan--seolah ada cetakannya, setiap jabatan punya model watak tertentu--sehingga gonta-ganti tokoh pun dalam sirkulasi elite, watak orang yang duduk di suatu jabatan akan selalu sama!
Demonstran paling idealis sekalipun, ketika menduduki jabatan kekuasaan wataknya berubah, bisa jadi buto terong juga! So what wrong, gitu lo!" ***

Tolong tinggalkan komentar untuk membuat blog ini lebih bagus.

Aksi Perampok Nekat di Lampung!


Informasi terbaru terkini dari negeri tercinta tentang Aksi Perampok Nekat di Lampung!, gimana tanggapan anda?
"KAWANAN perampok nekat beraksi di Lampung, menggondol Rp2,75 miliar dari mobil bank yang membawanya!" ujar Umar. "Disebut nekat, karena beraksi siang bolong, terhadap mobil bank yang dikawal polisi bersenjata otomatis, penyergapan dilakukan di depan pos dijaga seregu satpam, di sisi jalan raya lintas Sumatera yang ramai pula!"

"Dari cara penyergapan dengan senjata api laras panjang dan pendek hingga relatif mudah melumpuhkan polisi bersenjata otomatis--bahkan merampas senjatanya--mengindikasikan para pelaku bukan pemain lokal yang umumnya cuma bersenjata api rakitan!" sambut Amir. "Kalaupun ada pemain lokal yang terlibat, mungkin hanya penggambar situasi yang agak lama juga dilakukan hingga aksi mereka cukup terencana!"

"Dibanding aksi sejenis beberapa waktu lalu, menyergap mobil bank di jalan raya Metro menuju Bandar Lampung yang relatif berantakan--sopir sampai tergilas mobil--hingga polisi lebih mudah mencari pelakunya, aksi kali ini lebih rapi!" tukas Umar.


"Kerapian itu bisa membuat polisi lebih sulit mencari pelakunya! Lebih-lebih, jika benar pelaku utama merupakan pemain luar daerah! Kecuali, nomor polisi lokal pada mobil yang dipakai pelaku bisa menuntun ke petunjuk lebih jelas!"

"Harapan tentu, seprofesional apa pun penjahat yang beraksi di Lampung selalu bisa diringkus polisi!" timpal Amir. "Betapa, jika mobil dengan pengawalan polisi saja bisa jadi sasaran empuk penjahat, bagaimana pula dengan mobil warga yang tanpa pengawal! Di sisi lain, kegagalan polisi mengatasi kejahatan, wilayahnya bisa dijadikan 'ladang' oleh penjahat!"

"Untuk itu, selain usaha meringkus para pelaku perampokan, ada hal-hal khusus yang layak jadi perhatian polisi!" sambut Umar. "Terutama peningkatan kemampuan anggota menghadapi situasi kritis! Bukan saja skill mengatasi ancaman penjahat, tapi juga mengoordinasi bantuan! Seperti petugas yang sebenarnya curiga pada mobil yang membuntuti mereka sepanjang jalan, seharusnya dia menghubungi Mapolres Lampung Tengah yang terletak di tepi jalan raya untuk mendapat tambahan pengawalan, atau malah membelokkan mobil yang dikawalnya masuk Mapolres! Tepatnya, kematangan untuk mengantisipasi situasi perlu ditingkatkan!"

"Koordinasi pengamanan seperti itu tak semata pada petugas di mobil! Tapi harus komprehensif, dengan skenario yang tersistem baik!" tegas Amir. "Kuncinya memang petugas di mobil, yang harus dilengkapi alat komunikasi! Bukan saja dia bisa menghubungi dan berkomunikasi dengan setiap polsek dan polres yang dilalui, juga bisa dimonitor satuan tugasnya sejak dia melapor mobilnya berangkat! Penjahat sudah semakin canggih dan nekat, polisi harus lebih unggul dalam segala hal untuk mengatasinya!" ***
Tolong tinggalkan komentar untuk membuat blog ini lebih bagus.

CPNSD, Nasib Guru Honorer Murni!


Informasi terbaru terkini dari negeri tercinta tentang CPNSD, Nasib Guru Honorer Murni!, gimana tanggapan anda?
SETIAP ada pengumuman hasil tes calon pegawai negeri sipil (CPNSD), seorang guru honorer murni ikut sibuk membeli koran untuk melihat apakah namanya tercantum!

"Mengambil formasi apa?" tanya pemuda peserta testing di dekatnya.

"Formasi apa?" guru honorer itu balik bertanya.

"Dalam tes CPNSD setiap peserta memilih formasi!" jelas pemuda. "Jadi ibu tidak ikut tes?"

"Aku guru honorer!" jawab ibu. "Dalam pidato Presiden SBY pada Hari Guru 2 Desember 2008 yang kutonton di televisi jelas dia katakan, akhir 2009 semua guru bantu dan guru honorer selesai diangkat! Kupikir, di pengumuman penerimaan CPNSD akhir tahun 2009 ini namaku akan muncul! Katanya, mendapat pengangkatan otomatis!"


"Ini hasil tes CPNSD untuk penerimaan umum, jadi khusus buat yang ikut tes! Bukan otomatis!" jelas pemuda. "Lagi pula, guru bantu dan honorer yang dapat pengangkatan otomatis itu khusus yang masuk formasi atau data base Depdiknas 2005! Itu yang dijanjikan presiden selesai diangkat 2009!"

"Formasi lagi!" entak bu guru. "Bagaimana cara masuk formasi itu? Aku sudah mengajar lebih 15 tahun, kenapa tak masuk formasi dan ikut dapat pengangkatan otomatis? Demikian pula banyak guru honorer murni yang bernasib sepertiku!"

"Manalah kutahu!" timpal pemuda. "Memang tak adil, kalau guru yang sama-sama mendidik anak bangsa mengalami diskriminasi, ada yang dapat pengangkatan otomatis, tapi banyak pula yang meski sudah lebih lama mengajar malah tidak masuk formasi! Mungkin perlu heregistrasi, agar semua guru yang punya fungsi dan peran sama bagi bangsa mendapatkan perlakuan dan penghargaan yang adil!"

"Maaf ya, Dik, saya salut pada simpatimu!" tegas guru. "Tapi seberat-berat mata memandang, lebih berat bahu kami yang memikul deritanya! Kau berkali-kali menyebut formasi, selama ini tak ada sosialisasi pada kami guru honorer murni apa itu formasi dan bagaimana cara mengisinya! Ada kecenderungan, kalau ada peluang seperti formasi itu, yang berkuasa menanganinya secara diam-diam, seolah kami tak punya hak untuk itu!"

"Sebaiknya ibu dan kawan-kawan proaktif dalam mencari informasi!" tegas pemuda.

"Contohnya di pengumuman hasil tes CPNSD ini, banyak formasi guru yang tak terisi! Padahal, di sisi lain, banyak guru honorer yang tak jelas nasibnya!"

"Bagaimana kami harus proaktif cari informasi, dengan honor yang amat kecil kami harus tugas mengajar di kelas pagi dan kelas sore agar bisa menambah pendapatan!" tegas guru. "Belum lagi, kami guru honorer tempat mengajarnya di pelosok-pelosok jauh, yang ditinggalkan oleh guru PNS untuk berjubel di pinggiran kota atau daerah ramai! Kalau kami proaktif cari informasi, harus meninggalkan murid telantar tak ada yang mengajar! Jadi, hanya sikap adil penguasa yang bisa memperbaiki nasib kami! Sayangnya, sejauh ini hal itu belum terlihat!"
Tolong tinggalkan komentar untuk membuat blog ini lebih bagus.

Century Gate, Menyoal Sikap Presiden!


Informasi terbaru terkini dari negeri tercinta tentang Century Gate, Menyoal Sikap Presiden!, gimana tanggapan anda? "SIKAP Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menolak imbauan Pansus Century Gate DPR agar menonaktifkan Boediono dari wakil presiden dan Sri Mulyani dari menteri keuangan, dipersoalkan!" ujar Umar. "Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin menyatakan tidak harus dilihat dari sisi hukum, tapi dilihat dari sisi moral. Secara moral memang sebaiknya demikian (nonaktif). Anis Matta, Wakil Ketua DPR dan Sekjen PKS, senada, menyatakan ini soal etika politik. seharusnya Presiden sudah mengerti keinginan publik." (Koran Tempo, 20-12-2009)
"Itu yang memasalahkan!" sambut Amir. "Objektif dong, pasti banyak yang mendukung Presiden!"

"Memang!" tegas Umar. "Pendukung sikap Presiden itu Yusril Ihza Mahendra, ahli hukum tata negara. Menurut dia, tidak ada institusi yang berwenang menonaktifkan wakil presiden, termasuk Presiden sendiri. Karena, presiden dan wakilnya dipilih langsung! Juga Agung Laksono, wakil ketua umum Partai Golkar, menyatakan dalam UUD dan UU Kementerian Negara, tidak ada yang mengatur penonaktifan. Kecuali sudah ada proses persidangan."

"Dilihat dari esensi pernyataan kedua pihak, yang menentang dan mendukung, terjadi benturan antara pendekatan etika-moral dan pendekatan hukum!" timpal Amir. "Ini
membuat kita dituntut berpikir lebih jauh, karena seharusnya, etika-moral merupakan sumber dari hukum! Artinya, idealnya hukum itu merupakan implementasi dari etika-moral masyarakatnya! Jika etika-moral dan hukum tidak nyambung, berarti ada mata rantai yang hilang--missing link, khususnya dalam pengamalan hukum--sehingga implementasi hukum lepas dari etika-moral!"

"Mata rantai itu hilang sehingga etika-moral dan hukum tidak
nyambung karena kasusnya terkait politik, lebih khusus lagi politik kekuasaan!" tegas Umar. "Dilihat prosesnya, Pansus DPR mengimbau itu setelah rapat tertutup membahas isi amplop tertutup dari PPATK! Karena ketertutupan isi amplop itu harus dijaga sesuai amanat MA, maka tanpa membuka isi amplop itu pada publik Pansus menyampaikan imbauan penonaktifan! Artinya, secara etika-moral isi amplop itu cukup untuk dijadikan dasar imbauan tersebut! Kalau hukum diamalkan berorientasi etika moral, proses lahirnya imbauan itu sudah cukup sebagai dasar!"

"Tapi karena hukum lebih berorientasi politik kekuasaan, hukum semata tergantung pada bunyinya sedang semangatnya dikesampingkan, sendi etika-moral yang merupakan semangat itu tak dipakai hingga hukum pun tidak nyambung dengan etika-moral!" sela Amir. "Masalah ini bisa terjadi sudah diprediksi sejak awal oleh para penyusun UUD, sehingga mereka wanti-wanti, hidup-matinya UUD dan hukum tergantung pada semangatnya! Jika semangatnya hidup UUD itu akan hidup, sedang jika semangatnya mati UUD tinggal nama! Masalahnya, sudah sejauh itukah praktek konstitusi dan hukum kita?" ***
Tolong tinggalkan komentar untuk membuat blog ini lebih bagus.

Pansus, Potret Elite Suka Berlebihan!


Informasi terbaru terkini dari negeri tercinta tentang Pansus, Potret Elite Suka Berlebihan!, gimana tanggapan anda?
SEORANG anak menangis dalam acara ulang tahun di rumah tetangga. "Dibagi cokelat satu seorang sama dengan teman-teman lainnya, kok malah menangis?" tanya guru TK, sang pembawa acara.

"Kalau memegang makanan cuma sebelah tangan dia menangis!" jelas baby sitter pendamping si anak. "Maunya kedua tangannya memegang!"

"O.., bakat elitenya, suka berlebihan, sejak kecil sudah menonjol, ya?" sambut bu guru. "Seperti Pansus Skandal Bank Century, merekrut tenaga ahli pendamping tugasnya sampai 24 orang!"


"Itu mah bukan mau kerja, tapi kenduri!" timpal seorang ibu yang menemani anaknya. "Mangan ora mangan asal ngumpul!"

"Ora mangan gimana?" entak ibu lainnya. "Dana Pansus sudah mereka usulkan Rp5 miliar! Dengan honor tenaga ahli Rp7,5 juta seorang per bulan, untuk tenaga ahli saja sebulan Rp180 juta!"

"Untuk anggota DPR yang terima lebih Rp40 juta sebulan, uang segitu kecil!" tukas ibu pertama. "Apalagi tenaga ahli itu amat mereka perlukan untuk menggantikan pekerjaan, agar mereka bisa tinggal terima bersih hasilnya dan dijamin lebih baik ketimbang kalau mereka kerjakan sendiri!"

"Jadi dengan gaji anggota DPR yang besar itu, tugasnya malah disuruh kerjakan orang lain yang dibayar DPR dengan honor relatif jauh lebih kecil dari mereka?" timpal ibu kedua.

"Mereka kan orang-orang terhormat, jadi tidak harus kerja keras untuk menyelesaikan tugasnya!" tegas ibu pertama. "Itulah potret elite kita, panutan bangsa! Jadi kalau warga masyarakat juga ikutan maunya dapat uang banyak tanpa kerja keras, sehingga siap berbuat apa saja demi meraih tongkrongan untuk itu, wajar saja! Semangat kerja keras jadi langka, karena bukan lagi penentu sukses yang diteladankan elite!"

"Selain langka semangat kerja keras, juga tak bisa menajamkan fokus pada inti masalah!" timpal ibu kedua. "Lihat saja setiap Pansus rapat, bicaranya bertele-tele, melebar tak menentu, lantas terjebak ke masalah tetek-bengek, berputar-putar habis waktu di sudut yang tak relevan!"

"Seperti semestinya fokus membahas sepeda, sepeda ada rodanya, pada roda ada pentil terbuat dari karet, lantas semua bicara membahas kebun karet!" tukas ibu pertama.

"Lucunya, mereka menyadari itu, sehingga merekrut sebanyak mungkin staf ahli agar ada yang menangani inti masalah secara fokus! Dengan begitu, meski mereka tak bisa menghentikan kebiasaannya suka berlebihan, tugas mereka diharapkan bisa diselesaikan oleh tim ahli! Nantinya, mereka tinggal membacakan kesimpulan akhir dan rekomendasi yang telah disiapkan tim ahli!"

"Sudah ibu-ibu, kita mulai acara ulang tahunnya!" potong ibu guru. "Kalau kita bicarakan sikap elite yang suka berlebihan, tak pernah habis! Karena, hal itu mereka lakukan berkelanjutan dengan setiap kali pakai modus baru!" n

Tolong tinggalkan komentar untuk membuat blog ini lebih bagus.

Gadis Cantik dan Sexy

Melihat gadis cantik sexy yang memakai pakaian mini pasti membuat kita menjadi ingin melihat kemolekan tubuh polos yang di miliki oleh cewek tersebut. Pernahkan anda membayangkan betapa sexy dan hot tubuh gadis cantik manis yang lagi di tutupi sehelai benang?

Wow, pasti itu kata yang pertama bakalan meluncur dari mulut anda ketika hal itu bisa bener2 terjadi. Mengapa gadis cantik sexy yang bugil bisa membuat kita merasa sampai sebegitunya? Memang hal yang patut untuk kita renungi bersama hal ini.

Apalagi kalau melihat artis cantik sexy yang rela mesum untuk mendapatkan popularitas yang dia inginkan. Bukankah itu merupakan hal yang sangat tidak masuk akal mencari ketenaran dengan bugil? Tapi bagi sebagian artis hal tersebut masuk akal.

Rakyat Dambakan Arjuna-Srikandi!


Informasi terbaru terkini dari negeri tercinta tentang Rakyat Dambakan Arjuna-Srikandi!, gimana tanggapan anda?
TEMON tinggal satu-satunya orang dari kawasan desa transmigran yang bisa menggambar wayang Arjuna dan Srikandi pada sebutir kelapa gading muda untuk tingkeban--upacara tujuh bulan kehamilan anak pertama. Setiap minggu ada saja yang datang minta bantuannya untuk itu.

"Kenapa harus Arjuna dan Srikandi?" tanya Temin.

"Supaya kalau anaknya laki-laki seperti Arjuna, kalau perempuan seperti Srikandi!" jelas Temon. "Juga petunjuk, kalau bacokan ayah si bayi waktu membelah kelapa itu lurus anaknya laki-laki!"

"Apakah semua itu terbukti?" kejar Temin.

"Logikanya, kalau tidak terbukti kebiasaan itu pudar, karena orang jadi enggan!" jawab Temon.


"Tapi kuperhatikan, anak-anak lahiran kawasan sini tak banyak yang tampan seperti Arjuna atau secantik Srikandi!" tukas Temin. "Kalau ada yang tampan dan cantik, sepadan ayah--ibunya!"

"Yang paling didambakan rakyat bukan tampan atau cantiknya wajah, tapi watak kesatrianya yang tegas, berani bersikap meski ada risiko!" tegas Temon. "Arjuna, jadi idola dengan sosoknya sebagai problem solver, tokoh penuntas masalah yang dilakukannya secara kesatria, tegas dan siap berkorban! Sosok itu bisa diperankan siapa saja sesuai skala peran di lingkungannya!"

"Berarti rakyat membutuhkan banyak Arjuna dan Srikandi yang berperan pada skala lingkungan tokohnya!" timpal Temin. "Tapi sosok dambaan yang seharusnya menjadi bagian dari masyarakat itu justru langka dalam masyarakat! Akibat langka sosok problem solver di tengah masyarakat, rakyat kebanyakan terpaksa harus selalu berjuang sendiri untuk mengentaskan diri, keluarga dan warganya dari kemiskinan! Apa
inti masalahnya?"

"Feodalisme di lapisan elite kita dengan status oriented, rupanya telah merebak ke lapisan sosial terbawah hingga meski mereka masih mendamba Arjuna dan Srikandi, dalam prakteknya mereka sudah lepas dari role oriented--orientasi fungsi dan peran--seperti ditanamkan wayang!" jelas Temon. "Anak jelata yang sejak usia tujuh bulan dalam kandungan sudah diidamkan jadi problem solver yang fungsional berperan sebagai bagian dalam masyarakat, malah ikut-ikutan berburu status! Akibatnya, warga masyarakat lapisan terbawah cenderung terus semakin lemah, karena selalu kehilangan unggul-unggul--sosok tulang punggung warga yang bisa diandalkan--karena mereka ikut berburu status dan saat berhasil, orientasinya beralih ke level elite, bukan lagi ke warga aslinya!"

"Pakai apa anak-anak jelata direposisi ke asalnya, agar tak ikutan status oriented?" kejar Temin.

"Sistem pendidikannya yang harus diubah, bukan anaknya!" tegas Temon. "Sistem pendidikan kita terlalu status oriented, tak kenal role oriented! Tamat SMP, SMA, tak tahu peran apa yang bisa diambilnya dalam masyarakat! Padahal, wajib belajar cuma sampai SMP!"
Tolong tinggalkan komentar untuk membuat blog ini lebih bagus.

Rakyat Kreatif Ekspresikan Nurani!


Informasi terbaru terkini dari negeri tercinta tentang Rakyat Kreatif Ekspresikan Nurani!, gimana tanggapan anda?
"RAKYAT Indonesia sungguh kreatif, tak kehabisan cara mengekspresikan hati nurani, yang bukan saja memikat dukungan publik, tapi juga dalam menemukan cara-cara baru!" ujar Umar. "Dalam kasus Prita Mulyasari, misalnya, terjadi dua gelombang ekspresi nurani yang menggebrak ruang publik, mengaktual jadi people power! Pertama lewat Facebook, dalam waktu singkat meraih dukungan lebih 500 ribu facebookers! Kedua lewat Koin Buat Prita, dalam waktu relatif singkat berhasil menghimpun Rp500 juta lebih!"

"Pesatnya eskalasi dukungan dalam kasus Prita, akibat putusan hukum bertentangan dengan hati nurani rakyat!" sambut Amir. "Putusan hukum itu ibarat bensin yang disiramkan ke ilalang kering hati nurani rakyat, ketika disulut lewat Facebook dan koin, langsung marak! Masalahnya, kenapa hukum membuat hati nurani rakyat jadi ilalang kering? Padahal, setiap proses hukum didahului pro-justisia 'Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa', di mana hati nurani merupakan God Spot--titik Illahiah setiap insan!"


"Berarti pokok masalah pada tidak relevannya produk hukum dengan pro-justisia!" tegas Umar. "Tapi itu bukan selalu berarti kesalahan aparat hukum baik itu polisi, jaksa, atau hakim! Tapi bisa pada Undang-Undang (UU) atau hukum formal yang dengan sifat positivistiknya tidak terjamin 'nyambung' dengan sifat Illahiah hati nurani--karena UU diciptakan tidak terlepas dari kepentingan tersembunyi pembuatnya--lazim disebut kepentingan status quo kekuasaan!!"

"Soal itu sebenarnya selalu disadari para pembuat UU, hingga dalam UU Kekuasaan Kehakiman ditegaskan kewajiban hakim menggali hukum berdasar rasa keadilan masyarakat--keadilan yang berakar pada hati nurani rakyat!" timpal Amir. "Dari berbagai kasus yang dimasalahkan publik, terlihat masalah kreativitas menjalankan amanah UU untuk menggali rasa keadilan masyarakat itu yang cenderung kurang, sehingga putusan yang secara hukum mungkin benar, bertentangan dengan hati nurani!"

"Dengan di lain pihak rakyat lebih kreatif dalam mengekspresikan hati nurani setiap ada putusan yang bertentangan dengan rasa keadilannya, kekurangkreatifan aparat hukum memenuhi amanat untuk menggali rasa keadilan mencuat, dengan akibat rendahnya mutu putusan hukum!" tegas Umar. "Mutu putusan hukum yang rendah pada standar rasa keadilan masyarakat, sehingga tidak relevan dengan hati nurani rakyat, bisa menurunkan kepercayaan publik pada proses hukum! Jika hal itu berlarut-larut, bisa membuat nurani seperti ilalang kering, dengan pemantik kecil pun bisa terbakar, menjadi perlawanan rakyat seperti lewat Facebook dan koin dalam kasus Prita! Logikanya, hal itu bisa dihindari jika aparat hukum tak kalah kreatif dari rakyat dalam pengamalan pro-justisia dan amanah UU!"
Tolong tinggalkan komentar untuk membuat blog ini lebih bagus.

Prita, Ketika Hukum Senilai Recehan!


Informasi terbaru terkini dari negeri tercinta tentang Prita, Ketika Hukum Senilai Recehan!, gimana tanggapan anda?
"VONIS denda Rp204 juta atas keluhan Prita di e-mail pribadinya yang dijatuhkan Pengadilan Tinggi Banten direspons masyarakat luas dengan gerakan Koin Buat Prita!" ujar Umar. "Gerakan itu berupa perlawanan terbuka terhadap putusan hukum yang tak adil, lewat pembuktian putusan itu cuma senilai recehan! Dan terbukti, dalam beberapa hari saja gerakan itu berhasil mengumpul recehan lebih Rp500 juta!"

"Paling memprihatinkan, perlawanan terbuka itu mengekspresikan penilaian publik bahwa hukum telah menjadi komoditas yang diperjual-belikan secara murahan, cuma seharga uang recehan!" sambut Amir. "Itu layak menjadi cambuk bagi kita semua untuk introspeksi, karena realitas hukum merupakan aktualisasi dari persepsi masyarakat terhadap hukum itu sendiri! Artinya, jika dalam persepsi masyarakat hukum itu cuma recehan, apalagi persepsi itu telah dijadikan tindakan nyata memperlakukan hukum secara terbuka cuma senilai recehan, tak bisa dielakkan hukum memang telah menjadi recehan!"

"Pasti ada sebab-akibat hukum terjerumus serendah itu!" tebak Umar.


"Tentu!" tegas Amir. "Itu kausalitas dari proses penegakan hukum yang telah terjerumus dalam anomali terburuk! Baik itu anomali Solon, hukum dipraktekkan seperti sarang laba-laba, hanya bisa menjerat yang lemah, jika terkait yang kuat berantakan--seperti pada kasus-kasus besar yang dijadikan hak angket DPR! Maupun anomali Hobbes, hukum itu seperti mata pisau, hanya tajam ke bawah, sedang ke atas tumpul!"

"Persepsi publik yang menempatkan hukum pada anomali terburuk bukan lagi semata di tataran nasional!" timpal Umar. "Lewat kasus Prita hal ini diangkat International Herald Tribune (IHT) edisi akhir pekan lalu sebagai artikel halaman pertama! Lawan Prita memang RS berlabel 'internasional'! Hal terpenting yang dikemukakan IHT, kasus itu memperlihatkan betapa rakyat jelata di Indonesia mudah terperangkap dalam sistem hukum paling korup di dunia!"

"Kita memang tidak harus mendaulat setiap yang dikatakan media asing pasti benar!" tegas Amir. "Tapi sebagai tamparan ke wajah kita, wajarkah jika kita tetap bersikap seolah-olah tak terjadi apa-apa di negeri ini? Sikap demikian jelas amat keterlaluan! Lebih-lebih karena judgment asing itu telak menohok martabat kita sebagai bangsa--yang selalu mengklaim punya peradaban luhur! Seluhur apa dengan stigma terkorup di dunia itu?"

"Maka itu, persepsi masyarakat tentang praktek hukum sebagai bisnis recehan maupun judgment sistem hukum kita terkorup di dunia tak layak disepelekan kalangan penegak hukum!" timpal Umar. "Untuk itu tak perlu diajari harus berbuat apa, tapi tahu sendirilah seharusnya bagaimana sebagai pemandu bangsa berperadaban luhur!"
Tolong tinggalkan komentar untuk membuat blog ini lebih bagus.

Download mp3 terbaru di download-mp3-index-of.blogspot.com

Tentu semua pada suka dengan download mp3 gratis? namanya juga gratis ya pasti semua orang pada suka. Siapa ayo yang gak suka sama download mp3 lagu secara gratis? Memang banyak sekali blog mp3 download yang sekarang menjamur. Mereka memberikan konten yang sungguh terupdate secara sempurna.

Download lagu terbaru juga selalu ada di blog download-mp3-index-of.blogspot.com, yang pastinya sobat gak bakalan rugideh kalau datang dan download mp3 gratis. Lagu2 mp3 terbaru dari seantero jagat loh.


Debar Hari Antikorupsi Sedunia!


Informasi terbaru terkini dari negeri tercinta tentang Debar Hari Antikorupsi Sedunia!, gimana tanggapan anda? "HARI Antikorupsi Sedunia 9 Desember disongsong rakyat Indonesia dengan berdebar-debar cemas, apakah akan jadi seperti kerusuhan Mei 1998, atau people power menjatuhkan Marcos di Filipina!" ujar Umar. "Debar itu justru bertolak dari ucapan Presiden SBY telah mendapat informasi tentang apa, siapa, dan sasaran demo Hari Antikorupsi yang akan jadi gerakan sosial besar bermotif politik menjatuhkan pemerintahannya!"

"Semakin mendebarkan lagi setelah KPK--Komisi Pemberantasan Korupsi--selaku lembaga paling afdal menyelenggarakan acara Hari Antikorupsi, malah memaklumatkan tidak ikut memperingati hari penting itu!" sambut Amir. "Langkah KPK itu membuat suasana menyambut Hari Antikorupsi kian mencekam! Bakal seperti apa jadinya jika KPK yang gagah berani saja, nyalinya jadi ciut?"

"Debar itu diperseru lagi dengan apel siaga aparat keamanan kota-kota besar yang dengan kekuatan penuh siap menghadapi demo Hari Antikorupsi di 400-an kota 33 provinsi!" timpal Umar. "Apakah mungkin, hal-hal yang dicemaskan itu terjadi?"

"Suatu hal dicemaskan karena ada kemungkinan bisa terjadi!" tegas Amir. "Sang bijak menekankan agar memproyeksikan kemungkinan terburuk lalu persiapkan simpul terbaik cara mengatasinya!"

"Kemungkinan terburuknya jadi seperti kerusuhan Mei 98, tergantung dua hal!" sambut Umar. "Ada penembakan terhadap demonstran seperti dialami sejumlah mahasiswa Trisakti 12 Mei 98! Kedua, ada provokator yang menyulut penjarahan dan pembakaran pusat-pusat bisnis seperti 13--15 Mei 98! Simpul antisipasinya, barisan keamanan harus terjaga bersih dari penembak misterius, agar tidak seperti dalam kasus Trisakti! Kedua, membayangi setiap yang dicurigai sebagai provokator dan mencegah setiap geraknya yang menjurus anarkis, bukan hanya yang menyelinap di antara massa, lebih lagi yang muncul di pusat bisnis!"

"Sedang peluang jadi people power ala Filipina, tak didukung prakondisi sama--terbunuhnya tokoh oposisi (Ben Aquino, suami Corry), ada kelompok perwira muda membelot prooposisi, ada radio ¯Veritas yang mengerahkan warga agar
memblokir jalan tank dan panser menuju markas oposan--yang tetap bisa siaran meski studionya direbut militer!" tegas Amir. "Jadi, satu-satunya kemungkinan yang bisa mencemari aksi damai massa antikorupsi adalah pengerahan massa tandingan oleh kalangan prokorupsi, mirip Pam Swakarsa--gabungan preman dan jawara-- pada 1999, sehingga menyulut konflik horizontal!"

"Hal serupa sudah dicoba kelompok massa yang mengaku pro-Polri, berusaha mengacau acara massa antikorupsi di Bundaran HI dua pekan lalu!" timpal Umar. "Jadi, jika kekacauan terjadi akibat munculnya kelompok tandingan, jangan salahkan pihak aksi damai, karena jelas masalahnya pada promotor massa tandingan--bisa ditebak, dari kelompok yang risi pada gerakan antikorupsi!"
Tolong tinggalkan komentar untuk membuat blog ini lebih bagus.

Rintangan Tambah, Kebocoran Naik!


Informasi terbaru terkini dari negeri tercinta tentang Rintangan Tambah, Kebocoran Naik!, gimana tanggapan anda? KAKEK main golf pairing dengan cucunya. Di tee ground kakek bernostalgia, "Dulu, di hole par 5 ini kakek selalu birdie min satu, saat mujur pukulan ketiga bisa langsung masuk hole, hasilnya eagle¯--min dua!"

"Sekeras apa pun pukulan kakek, dengan fairway ini berbelok tiga kali dipagari pepohonan tinggi, bisa on di green pada pukulan empat saja sudah hebat!" bantah cucu. "Apalagi dengan rintangan danau pada pukulan kedua dan bunker panjang pada pukulan berikutnya!"

"Lima belas tahun lalu pohon-pohon di pinggir fairway itu masih kecil, belum setinggi sekarang! Bola bisa memintas di atasnya, jadi lebih dekat ke green!" tegas kakek. "Sekarang pohonnya sudah tinggi, tak bisa lagi pukulan melintasi atasnya! Dengan pukulan sesuai alur fairway, rintangan danau dan bunker panjang jadi
efektif! Akibatnya, untuk par saja kakek sukar, sering bogie--plus satu, atau malah double bogie--plus dua!"

"Kalau begitu seperti korupsi! Tambah rintangan membuat harus menambah 'pukulan', akibatnya tingkat korupsi naik!" tukas cucu. "Pada era 1980-an menurut Prof. Soemitro Djojohadikusumo kebocoran anggaran belanja negara 30 persen, lalu era 1990-an Bank Dunia menyebut kebocoran 30 persen, di era 2000-an ditambah rintangan--polisi bisa menindak korupsi dan kehadiran KPK, kata Tumpak Hatorangan Panggabean dari KPK kebocoran anggaran malah naik jadi 35 persen!"

"Masalahnya seperti di lapangan golf, yang dulu belum menyulitkan sekarang jadi rintangan nyata, harus diatasi hingga menambah jumlah pukulan!" timpal kakek. "Teman kakek seorang kontraktor mengeluh, bukan cuma rintangan formal yang sekarang makin ketat, yang dulu bukan masalah pun sekarang tak bisa dielakkan! Contohnya, jika dahulu orang kalah tender biasa, sekarang harus diberi uang mundur oleh pemenang tender! Kalau tidak, bisa menyampaikan sanggahan ke mana-mana dengan alasan dicari-cari--tendernya tidak fair! Akibatnya bukan saja keuntungan menipis, malah menambah pukulan sampai triple bogie--plus tiga pukulan! Kebocoran naik jadi 35 persen!"

"Di lapangan golf, rintangan bisa diatasi dengan skill (kemampuan teknis) dan kematangan mental olahragawan!" tegas cucu. "Tapi terkait korupsi, bagaimana cara mengatasi rintangan-rintangan struktural dan nonstruktural itu?"

"Manusia dan dunianya itu seperti ikan di kolam!" jawab kakek. "Jika air kolam terkontaminasi zat-zat nonorganik, ikan-ikan tak bisa mengelak harus bernapas dalam air tercemar itu! Manusia juga begitu, ketika hidup dalam masyarakat negara-bangsa yang korup! Tak ada cara lain, seperti ikan yang airnya harus dibersihkan dari cemaran, masyarakat negara bangsa juga harus dibersihkan dari korupsi! Tanpa itu, ditambah rintangan cuma akan menambah pukulan yang harus dilakukan, kebocoran anggaran negara juga ikut naik!"
Tolong tinggalkan komentar untuk membuat blog ini lebih bagus.

Hak Angket, Kecelakaan Sejarah!


Informasi terbaru terkini dari negeri tercinta tentang Hak Angket, Kecelakaan Sejarah!, gimana tanggapan anda?
"DARI waktu ke waktu, penggunaan hak angket DPR cuma berujung menjadi kecelakaan sejarah! Pansus selalu gagal menembus tembok kekuasaan untuk mendapatkan dan mengurai informasi kepada rakyat, boro-boro menyeret pihak yang harus bertanggung jawab!" ujar Umar. "Padahal, setiap masalah diangkat DPR ke penggunaan hak angket sangat telak menggerogoti kehidupan negara-bangsa! Contohnya, masalah BLBI terkait pengurasan uang negara Rp6,7 triliun lebih! Lalu masalah BBM, dari pengekspor jadi pengimpor dan dengan kekayaan perut bumi yang berlimpah, BBM malah jadi pos terbesar pengeluaran APBN!"

"Bertolak dari 'tradisi' warisan sejarah itu, bukan mustahil jika akhirnya hak angket Century Gate mengalami nasib sama!" sambut Amir. "Siapa bisa melawan arus sejarah?"

"Apa pokok masalahnya hingga sejarah berjalan begitu konstan?" kejar Umar.


"Karena kekuasaan berakar demikian kokoh di legislatif, sehingga meski legislatif pernah terlihat sangar, sebenarnya tetap praktis jadi subordinat eksekutif!" tegas Amir. "Itu penyebab, sekalipun legislatif menggunakan senjata pamungkas yang dimilikinya, akan selalu dengan mudah dijinakkan! Akibatnya, harapan rakyat mendapatkan sekadar informasi terkait kasus yang menyengsarakannya, tak kunjung terpenuhi--apalagi terpuaskan!"

"Begitu rupanya, pantas konsekuensinya langsung menerpa, ketidakpercayaan rakyat kepada DPR terus membesar!" timpal Umar. "Sayang! Padahal, dengan hak angket Century Gate ini kepercayaan rakyat kepada DPR mulai tumbuh kembali! Kalau nasib hak angket Century Gate sampai mengulang kecelakaan sejarah, kepercayaan rakyat pada DPR bisa habis tanpa sisa!"

"Gejala itu langsung terlihat begitu Pansus Hak Angket Century Gate selesai memilih pimpinan!" tegas Amir. "Massa pendukung hak angket--aktivis dan mahasiswa--yang hadir di gedung DPR protes, penumpang gelap dipilih jadi sopir tembak hak angket!
Hak angket mirip angkot, jika dibawa sopir tembak pasti angkot odong-odong! Kalau angkot bagus, sopirnya dipilih yang terpercaya!"

"Kenapa orang dan partai yang berkuasa berganti, tapi sejarah berulang dengan watak keuasaan yang sama pada setiap hak angket?" kejar Umar.
"Ternyata watak kekuasaan yang selalu standar, meski orang dan partai silih-berganti memegang tampuk!" tegas Amir. "Jadi kekuasaan yang selalu berhasil membuat legislatif jadi tirani mayoritas! Dengan itu, fungsi hak angket bukan membuka penyimpangan praktek kekuasaan, melainkan justru menjadi justifikator--harus menghasilkan pembenaran pada penguasa! Maka itu, sedahsyat apa pun gerakan rakyat di jalanan dan dunia maya, di jalur formal publik silakan gigit jari! Penguasa selalu menang dari yang dikuasai--kecelakaan sejarah hak angket pun selalu terjadi! Angkot hak angket diberi sopir tembak, rodanya digembosi pula!"
Tolong tinggalkan komentar untuk membuat blog ini lebih bagus.

Century Gate, Bisa Jadi Pemakzulan!


Informasi terbaru terkini dari negeri tercinta tentang Century Gate, Bisa Jadi Pemakzulan!, gimana tanggapan anda? "HARI ini DPR kembali menggelar rapat paripurna membentuk Panitia Khusus (Pansus) hak angket skandal Bank Century beranggotakan 30 orang!" ujar Umar. "Rapat bisa lebih seru dari paripurna Century Gate pertama, selain karena tekanan aksi mahasiswa di seantero negeri kian membara, isu angket bisa jadi pemakzulan juga santer!"

"Bukan cuma publik ramai bergunjing masalah itu, Mahkamah Konstitusi (MK) juga menyatakan siap menangani kasus pemakzulan!" sambut Amir. "Menurut Wakil Ketua MK Abdul Mukhtar Fadjar, meski tak mudah menangani kasus semacam itu, hal tersebut akan menjadi tantangan tersendiri bagi MK untuk memberikan tafsir terhadap alasan pengajuan pemakzulan atau
impeachment, di antaranya pengkhianatan (misalnya Presiden punya dua kewarganegaraan), suap/korupsi, dihukum karena kejahatan berat dengan ancaman lebih dari 5 tahun, serta melakukan perbuatan tercela." (Kompas, [3-12])

"Jadi fungsi Ketua Mahkamah Agung (MA) yang menentukan sah-tidaknya alasan pemakzulan di zaman Gus Dur, kini beralih ke MK!" timpal Umar.
"Begitulah!" tegas Amir. "Tapi menurut Mukhtar, pemakzulan bisa dilakukan hanya pada wakil presiden atau presiden, tidak harus keduanya!"

"Seperti zaman Gus Dur juga, hanya salah satu dari dwitunggal karena masa baktinya harus dicukupkan oleh salah satunya!" sambut Umar. "Tapi kenapa gunjingan publik melangkah cepat sejauh itu, sampai kemungkinan pemakzulan?"

"Namanya juga gunjingan, lazim memilih bagian yang paling seru!" jawab Amir. "Selain itu, publik juga dalam bergunjing ingin mencuatkan hal-hal yang cenderung diselubungi atau ditutup-tutupi, seperti agenda tersembunyi yang mungkin saja ada, agar sejak awal kemungkinan terburuk dari suatu proses bisa diwaspadai bersama! Apalagi ini menyangkut penggunaan hak angket DPR, yang fungsinya membuka hal-hal yang tertutup justru oleh aturan formal terkait pelaksanaan tugas para pembuat kebijakan! Jika bau hal-hal yang tertutup itu sudah tercium amat sengak, seperti Century Gate, publik segera membuat perkiraan sendiri yang bisa terlalu jauh--sebanding pedihnya penciuman mereka!"

"Dibanding bau dana nonbujeter Bulog yang berakibat pemakzulan Gus Dur, bau Century Gate di hidung publik memang jauh lebih sengak!" timpal Umar. "Sehingga, kalau publik berwacana pemakzulan, bisa jadi sebagai kontraindikasi dari lagak para penggagas hak angket yang selalu berkilah tidak ada agenda tersembunyi ke arah pemakzulan! Padahal, kalau proses investigasi angket menemukan hal yang bisa menjadi alasan pemakzulan, tak bisa dielakkan dari arah itu!"

"Tapi untuk sementara anggap saja gunjingan publik itu sebagai indahnya taman kebebasan berpendapat!" tegas Amir. "Dengan itu, Century Gate pun menjadi pupuk bagi demokrasi!" ***

Tolong tinggalkan komentar untuk membuat blog ini lebih bagus.

Download mp3 terbaru di download-mp3-index-of.blogspot.com

Tentu semua pada suka dengan download mp3 gratis? namanya juga gratis ya pasti semua orang pada suka. Siapa ayo yang gak suka sama download mp3 lagu secara gratis? Memang banyak sekali blog mp3 download yang sekarang menjamur. Mereka memberikan konten yang sungguh terupdate secara sempurna.

Download lagu terbaru juga selalu ada di blog download-mp3-index-of.blogspot.com, yang pastinya sobat gak bakalan rugideh kalau datang dan download mp3 gratis. Lagu2 mp3 terbaru dari seantero jagat loh.


Century Gate, Kecewa di Paripurna!


Informasi terbaru terkini dari negeri tercinta tentang Century Gate, Kecewa di Paripurna!, gimana tanggapan anda?
"RAPAT paripurna pertama terkait Century Gate, di luar dugaan mengecewakan sejumlah fraksi pendukung penggagas hak angket DPR!" ujar Umar. "Interupsi bertubi-tubi meminta pimpinan sidang membacakan uraian masalah Bank Century yang dibuatkan Panitia Khusus (Pansus) pada paripurna itu, agar para anggota DPR paham dan rakyat tahu apa yang mereka perjuangkan, tapi ditolak oleh Ketua DPR Marzuki Alie dari Demokrat yang memimpin rapat! Sang ketua langsung membentuk Pansus! Sampai rapat ditutup, usul pembacaan uraian itu tak dibacakan, tanpa peduli banyak anggota menuai rasa kecewa!"

"Terkesan ada usaha untuk menutup-nutupi ya?" sambut Amir. "Padahal, penggunaan hak angket yang disetujui pada rapat itu bertujuan membuka Century Gate hingga terang benderang, tak ada lagi yang ditutup-tutupi! Dengan langkah awal seperti itu, selain banyak anggota pendukung hak angket tak jelas apa yang mereka perjuangkan, demikian pula rakyat, langkah awal Pansus malah menumbuhkan rasa curiga pada rakyat!"


"Rasa curiga rakyat pada partai berkuasa yang berusaha menyelubungi proses hak angket itu, dalam komunikasi publik justru menguntungkan penjaja gosip yang sejak awal cenderung lebih laris ketimbang informasi formal yang ada!" tegas Umar. "Lebih lagi dengan sentra informasi formal malah menunjukkan gelagat semakin kurang bisa dipercaya! Hal ini bisa berakibat buruk, karena pada suatu tahap tertentu reaksi keras publik pada proses formal justru cuma berdasar gosip!"

"Itu yang dicemaskan oleh Syafii Ma'arif ketika menerima para penggagas hak angket DPR dan berpesan agar dijalankan secara terbuka! Sebab, salah-salah kilik dengan animo rakyat yang tinggi pada kasus ini, bisa berakibat chaos!" timpal Amir. "Untuk itu, para anggota Pansus sejak awak harus menyadari tidak gegabah dengan bola panas yang mereka mainkan! Karena salah-salah gocek bisa menghanguskan dirinya sendiri--misalnya, dijebak KPK! Pengalaman jebakan KPK pada anggota DPR, perlu dijadikan hikmah!"

"Sebagai bola panas, Century Gate ini bukan hanya berlaku bagi anggota DPR dan pejabat terkait!" tukas Umar. "Seperti halnya banyak anggota DPR kecewa dengan penyelubungan Century Gate pada rapat paripurna, rakyat juga kecewa! Artinya, bola panas itu juga bisa mengorbankan rakyat! Misal, karena sentra informasi formal tertutup justru rakyat mengambil langkah yang menghanguskan dirinya hanya akibat gosip! Seperti chaos 1998, yang lebih banyak hangus--dalam arti sebenarnya--justru rakyat!"

"Maka itu, agar bola panas tidak menghanguskan pihak mana pun, tindak mengecewakan dengan penutupan informasi harus dikurangi!" timpal Amir. "Karena, ketidakjelasan informasi, apalagi didominasi gosip, bisa jadi biang chaos!"
Tolong tinggalkan komentar untuk membuat blog ini lebih bagus.