Informasi terbaru PSK Sumut Raup Rp.272 Miliar Pertahun !
PEKERJA seks komersial (PSK) rentan ditulari virus HIV/AIDS. Namun, dengan berbagai alasan, hingga kini para penjaja cinta tetap subur di Sumut. Ironisnya, PSK di wilayah Deliserdang dan Binjai didominasi dari kalangan remaja.
Begitu keterangan yang dikemukakan Manejer Global Fund, Andi Ilham Lubis SKM yang didampingi stafnya, Arwan Novri SKM. Untuk Kota Medan, lanjutnya, dari hasil evaluasi ada lima kecamatan yang beresiko tinggi tertular HIV / AIDS, yakni Kecamatan Medan Baru, Medan Kota, Medan Selayang, Medan Timur dan Medan Tuntungan.
Untuk mengantisipasi penyebaran virus yang menggerogoti kekebalan tubuh, Global Fund yang bekerjasama dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumut dan Dinkes Medan melakukan pengobatan presumtif berkala (PPB) tahap II (Maret - April).
“Hingga saat ini, 825 pekerja seks telah kita mengobati dan diberi kondom. Jumlah tersebut lebih besar dari target kita sebelumnya, yakni 750 PSK. Jumlah itu juga lebih besar dari PPB tahan I yang berjumlah 710 orang,†jelas Andi.
Arwan menambahkan, selanjutnya akan melaksanakan survei PPB tahap III pada Juni hingga Juli mendatang. Jadi, di bulan berikutnya (September atau Oktober) bisa dilakukan pemeriksaan menyeluruh untuk mengetahui hasilnya.
“Umumnya para PSK itu merasa senang dan mendukung pelaksanaan PPB yang kita dilaksanakan,†ujarnya.
Berdasarkan survei Potensi Desa yang dilakukan BPS (Badan Pusat Statistik) Sumut, ada sebanyak 8965 wanita yang menjajakan seks. Dari jumlah tersebut, perputaran uangnya sangat besar, yakni Rp272 miliar per tahun.
Pendapatan tersebut berasal dari PSK tidak langsung, seperti panti pijat, anak kost, wanita panggilan, pekerja kafe, serta pekerja di warung yang berada di jalan lintas, dimana 60 persennya berada di Medan atau sekitar 1250 orang. Sementara, PSK dari kalangan mahasiswa tidak bisa diketahui pasti berapa jumlahnya.
“Untuk Indonesia, di Sumut tidak begitu banyak seperti di Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Kepri. Tetapi karena jumlah penduduk Sumut besar, jadi proporsinya ikut besar,†tandas Andi. posmetro-medan.com
Begitu keterangan yang dikemukakan Manejer Global Fund, Andi Ilham Lubis SKM yang didampingi stafnya, Arwan Novri SKM. Untuk Kota Medan, lanjutnya, dari hasil evaluasi ada lima kecamatan yang beresiko tinggi tertular HIV / AIDS, yakni Kecamatan Medan Baru, Medan Kota, Medan Selayang, Medan Timur dan Medan Tuntungan.
Untuk mengantisipasi penyebaran virus yang menggerogoti kekebalan tubuh, Global Fund yang bekerjasama dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumut dan Dinkes Medan melakukan pengobatan presumtif berkala (PPB) tahap II (Maret - April).
“Hingga saat ini, 825 pekerja seks telah kita mengobati dan diberi kondom. Jumlah tersebut lebih besar dari target kita sebelumnya, yakni 750 PSK. Jumlah itu juga lebih besar dari PPB tahan I yang berjumlah 710 orang,†jelas Andi.
Arwan menambahkan, selanjutnya akan melaksanakan survei PPB tahap III pada Juni hingga Juli mendatang. Jadi, di bulan berikutnya (September atau Oktober) bisa dilakukan pemeriksaan menyeluruh untuk mengetahui hasilnya.
“Umumnya para PSK itu merasa senang dan mendukung pelaksanaan PPB yang kita dilaksanakan,†ujarnya.
Berdasarkan survei Potensi Desa yang dilakukan BPS (Badan Pusat Statistik) Sumut, ada sebanyak 8965 wanita yang menjajakan seks. Dari jumlah tersebut, perputaran uangnya sangat besar, yakni Rp272 miliar per tahun.
Pendapatan tersebut berasal dari PSK tidak langsung, seperti panti pijat, anak kost, wanita panggilan, pekerja kafe, serta pekerja di warung yang berada di jalan lintas, dimana 60 persennya berada di Medan atau sekitar 1250 orang. Sementara, PSK dari kalangan mahasiswa tidak bisa diketahui pasti berapa jumlahnya.
“Untuk Indonesia, di Sumut tidak begitu banyak seperti di Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Kepri. Tetapi karena jumlah penduduk Sumut besar, jadi proporsinya ikut besar,†tandas Andi. posmetro-medan.com
0 komentar:
Posting Komentar